Selamat datang siswa/i SMK Negeri 1 Setu
Wilujeng Sumping

Rabu, 25 November 2020

MATERI IPA TERAPAN 26 NOVEMBER 2020

 

Assalamu'alaikum. wr.wb.

Selamat pagi siswa/i SMKN 1 Setu. 

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sebelum memulai PJJ hari ini (Kamis, 26 November 2020), silahkan berdo'a terlebih dahulu dan mengisi absensi pada link berikut ini.  

ABSEN PJJ IPA

Hari ini Ibu akan melanjutkan materi tentang Larutan. 

Simaklah penjelasan berikut ini!


Kelarutan

Setiap zat terlarut memiliki batasan jumlah tertentu untuk dapat melarut. Kemampuan melarut tiap zat dalam pelarut berbeda-beda. Kemampuan ini dinyatakan sebagai kelarutan, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut pada pelarut tertentu untuk membentuk suatu larutan homogen. Contohnya Magnesium Klorida dan Natrium Klorida. Kedua senyawa ini memiliki kelarutan yang besar dalam air. Lain halnya dengan Magnesium Karbonat yang memiliki kelarutan sangat kecil dalam air.

Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan tergantung pada sebagai berikut :

  • Sifat solvent

Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.


  • Suhu

Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.


  • Tekanan

Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.

Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. 

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan larutan:

Konsentrasi : jumlah zat terlarut tiap satuan volume larutan

Volume larutan : jumlah volume pelarut ditambah volume zat terlarut

Larutan encer : Jumlah zat terlarut sangat sedikit

Larutan pekat : Jumlah zat terlarut sangat banyak


Untuk menyatakan konsentrasi larutan, banyak jenis satuan yang bisa kamu gunakan, yang bergantung terhadap preferensi atau sudut pandang di antaranya molaritas, molalitas, fraksi mol, persen massa, dan persen volume. Adapun penjelasan dari besaran konsentrasi larutan ini di antaranya adalah:

1. Kemolaran

Kemolaran atau molaritas adalah satuan konsentrasi dari larutan yang dapat menunjukkan jumlah mol dari zat terlarut di dalam satu liter larutan. Adapun molaritas dapat dinyatakan dalam persamaan:

Kemolaran

2. Molalitas

Molalitas atau kemolalan hampir mirip dengan molaritas, namun ada yang membedakan yaitu besaran pelarutnya. Jika molaritas menggunakan besaran pelarut dalam volume, molalitas menghitung konsentrasi dengan perbandingan mol di dalam satuan berat atau dalam satu kilogram pelarut. Adapun persamaan yang dapat digunakan untuk mendapat molalitas adalah:

Selain menggunakan persamaan tersebut, kamu juga dapat menggunakan persamaan berikut ini:

3. Fraksi mol

Besaran konsentrasi larutan yang kali ini adalah fraksi mol. Fraksi mol ini dapat menunjukkan perbandingan dari konsentrasi mol zat baik zat terlarut maupun zat pelarut dengan larutan tersebut. Dimana fraksi mol zat terlarut dan zat pelarut jika dijumlahkan akan menjadi 1. Persamaan yang bisa kamu gunakan untuk mendapatkan fraksi mol adalah:

Dimana:

x= fraksi mol zat terlarut

n= mol zat terlarut

x= fraksi mol zat pelarut

n= mol zat terlarut


4. Persen massa

Jenis besaran konsentrasi larutan yang satu ini memiliki tujuan untuk menunjukkan persentase massa, dimana  ada yang membandingkan massa suatu zat terlarut dengan 100 gram larutannya atau biasanya disebut dengan persen massa per massa, dan membandingkan massa suatu zat terlarut dengan volume larutan tersebut.

Persen massa per massa biasanya digunakan untuk mencari kandungan zat terlarut di dalam larutan yang berasal dari fase padat.

Persamaan untuk mencari persen massa per massa adalah:

Sedangkan untuk mendapatkan persen massa per volume, kamu dapat menggunakan persamaan:

5. Persen volume

Besaran konsentrasi larutan lainnya adalah persen volume yang membandingkan volume dari zat terlarut dengan volume larutan, dimana biasanya digunakan untuk zat terlarut yang berasal dari fase cair, dengan menggunakan persamaan:

persen volume = volume zat terlarut/volume larutan x 100%

Contoh soal 1

Terdapat 20 mL larutan HCl pekat dengan massa jenis 1,2 g/mL. Jika kadar HCl dalam larutan tersebut sebesar 40%, tentukan massa HCl!

Pembahasan:

Sebelum menentukan massa HCl, Quipperian harus mencari massa larutan HCl dengan persamaan berikut.

Kemudian, tentukan massa HCl dengan cara berikut.

Jadi, massa HCl tersebut adalah 9,6 gram.

Contoh soal 2

 

Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh:

Mol urea = 1 mol

Mol air = 5 mol

Kemudian, tentukan massa urea dan massa air.

Dengan demikian, molalitas larutan tersebut dirumuskan sebagai berikut.

Jadi, molalitas larutan urea tersebut adalah 11,11 molal.

Contoh soal 3

Sebanyak 100 mL larutan gula 2 M akan dibuat menjadi larutan gula 0,25 M. Tentukan volume larutan setelah diencerkan dan volume air yang harus ditambahkan!

Pembahasan:

Di soal tertulis bahwa larutan gula 2 M akan dijadikan 0,25 M. Artinya, ada penambahan air ke dalam larutan tersebut. Dengan rumus pengenceran, volume larutan setelah diencerkan dirumuskan sebagai berikut.

Dengan demikian, volume air yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut.

Jadi, volume larutan gula setelah diencerkan menjadi 800 mL dan volume air yang harus ditambahkan adalah 700 mL.



BASA SUNDA 26 NOVEMBER 2020

 Assalamu'alaikum wr.wb.

Sateuacan diajar, hayu urang ngadu'a sasarengan. Réngsé ngadua'a, pék ku hidep eusian absen dina link dihandap!

Klik  ABSEN PJJ BASA SUNDA

Upami tos ngeusian absen di luhur, pek ku hidep klik link  nu aya di handap!

PANCEN MANDIRI

Hatur nuhun

Rabu, 18 November 2020

Basa Sunda 19 November 2020

 

Assalamu'alaikum🤗

Sateuacan diajar, hayu urang ngadu'a sasarengan. Réngsé ngadua'a, pék ku hidep eusian absen dina link dihandap!

Klik  ABSEN PJJ BASA SUNDA

Dina dinten ieu, Ibu bade ngalajengkeun materi nu aya dina Bab "kawih" nyaeta ngeunaan tembang jeung kecap sipat.
Pek ku hidep baca buku basa sundana hlm.60 nepi ka hlm.62

Hatur nuhun 🤗

Materi IPA Terapan 19 November 2020

 

Assalamu'alaikum. wr.wb.

Selamat pagi siswa/i SMKN 1 Setu. 

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sebelum memulai PJJ hari ini (Kamis, 19 November 2020), silahkan berdo'a terlebih dahulu dan mengisi absensi pada link berikut ini.  

ABSEN PJJ IPA


Hari ini Ibu akan membahas materi tentang Larutan. 

Larutan

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. 

Dalam sebuah larutan terdapat zat pelarut dan zat terlarut. Zat terlarut (solute) adalah zat penyusun larutan yang mempunyai jumlah lebih sedikit dalam sebuah larutan. Sedangkan zat pelarut (solvent) adalah zat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan zat terlarut.

Komposisi zat terlaut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan. 

Untuk lebih memahami mengenai larutan, perhatikan gambar ilustrasi berikut.

larutan adalah

Terdapat sebuah solute dan solvent. Ketika kedua bahan tersebut dicampur dan menyatu dalam wadah maka jadilah larutan.

Berdasarkan kepolarannya, pelarut dibedakan menjadi pelarut polar dan non polar. Umumnya pelarut polar akan melarutkan senyawa polar. Sebaliknya pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar. Keadaan ini sering disebut dengan istilah like dissolves like. 

Air merupakan salahsatu jenis pelarut polar. Air dapat melarutkan alkohol,tetapi tidak dapat melarutkan minyak. Hal ini karena adanya perbedaan kepolaran antara air dan minyak. Alkohol merupakan senyawa polar,sedangkan minyak merupakan senyawa non polar. Molekul air tersususun dari 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen. Atom Oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom Hidrogen. Akibatnya , dalam ikatan, elektron akan cenderung tertarik ke arah atom Oksigen dan membentuk polarisasi (pengkutuban). Atom Oksigen akan membentuk muatan negatif (dipol negatif) sedangkan atom Hidrogen akan membentuk muatan positif (dipol positif). Karena dapat membentuk polarisasi, air bersifat melarutkan senyawa polar, baik senyawa kovalen polar maupun senyawa ionik.

Selain air, berikut ini ada beberapa contoh pelarut dan kegunaannya.



Silakan pelajari materi tersebut, kemudian catat di buku kalian masing-masing.

Terima kasih


Rabu, 11 November 2020

Ulangan Harian Bahasa Sunda

 klik link soal UH

Soal UH Basa Sunda

Ulangan Harian IPA Terapan

 

Assalamu'alaikum. wr.wb.

Selamat pagi siswa/i SMKN 1 Setu. 

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sebelum memulai PJJ hari ini (Kamis, 12 November 2020), silahkan berdo'a terlebih dahulu dan mengisi absensi pada link berikut ini.  

ABSEN PJJ IPA

Jadwal hari ini yaitu Ulangan Harian. 

Silakan isi soal ulangan harian pada link berikut

Soal UH IPA Terapan

Rabu, 04 November 2020

MATERI BASA SUNDA 5 NOVEMBER 2020

Assalamu'alaikum WR.WB.

Sateuacan diajar, hayu urang ngadu'a sasarengan. Réngsé ngadua'a, pék ku hidep eusian absen dina link dihandap!

Klik  ABSEN PJJ BASA SUNDA

Upami tos rengse, pek ku hidep buka link Materi dihandap!

Materi 5 November 2020 

Pek ku hidep baca materi Kawih di luhur nu aya dina link!

Hatur nuhun

MATERI IPA TERAPAN 5 NOVEMBER 2020

 

Assalamu'alaikum. wr.wb.

Selamat pagi siswa/i SMKN 1 Setu. 

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sebelum memulai PJJ hari ini (Kamis, 5 November 2020), silahkan berdo'a terlebih dahulu dan mengisi absensi pada link berikut ini.  

ABSEN PJJ IPA

Materi hari ini :
silakan klik link berikut!

Materi 5 November 2020

Rabu, 21 Oktober 2020

MATERI BASA SUNDA (22 OKTOBER 2020)

 

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

Sateuacan diajar, hayu urang ngadu'a sasarengan. Réngsé ngadua'a, pék ku hidep eusian absen dina link dihandap!

Klik  ABSEN PJJ BASA SUNDA

Pancen Mandiri 22 Oktober 2020
Klik link dihandap : 



MATERI IPA TERAPAN 22 OKTOBER 2020

 

Assalamu'alaikum. wr.wb.

Selamat pagi siswa/i SMKN 1 Setu. 

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sebelum memulai PJJ hari ini (Kamis, 15 Oktober 2020), silahkan berdo'a terlebih dahulu dan mengisi absensi pada link berikut ini.  

ABSEN PJJ IPA

Tugas hari ini :
silakan klik link berikut!



Rabu, 14 Oktober 2020

MATERI BASA SUNDA (15 OKTOBER 2020)

 

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

Sateuacan diajar, hayu urang ngadu'a sasarengan. Réngsé ngadua'a, pék ku hidep eusian absen dina link dihandap!

Klik  ABSEN PJJ BASA SUNDA

Materi dina dinten ayeuna nyaeta ngalarapkeun aksara gedé (kapital) jeung ngaguar kecap rajekan.

Aksara Gedé

1. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji dina awal kalimah.

Contona:

Horéng anjeunna teh midua manah. 

Naon nu dimaksud artikel taratas téh?

Hayu urang nulis dina basa Sunda!

 

2. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji dina awal kalimah cutatan langsung. 

Contona:

Manéhna nanya, "Kunaon budak téh ceurik waé?"

"Cik pangmeulikeun tarasi!" ceuk indungna.

 

3. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji kecap anu aya patalina jeung hal-hal Kaagamaan, kitab Suci, jenengan Pangéran (kaasup kecap sulurna). 

Contona:

Allah

Nu Mahakawasa

Kristen

Wéda

Mugi Allah nangtayungan ka umat-Na.

Mung ka Anjeun abdi sujud.

 

4. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji gelar kahormatan, turunan, kaagamaan, jeung sesebutan anu dituturkeun ku ngaran macakal atawa jujuluk. 

Contona:

Radén Muhammad Musa

Haji Hasan Mustapa

Nabi Muhammad

Si Otong

Ki Umbara

 

5. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran kalungguhan (jabatan) jeung pangkat anu dituturkeun ku ngaran macakal. 

Contona:

Gubernur Jawa Barat

Bupati Cianjur

Réktor UPI

Kolonél Bratamanggala

Insinyur Djuanda


6. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran jalma. 

Contona: Oto Iskandardinata, Utuy Tatang Sontani.


7. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran bangsa, sélér bangsa, jeung basa. 

Contona: bangsa Indonésia, urang Sunda, basa Arab.


8. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran taun, bulan, poé, hari raya, jeung kajadian sajarah. 

Contona: taun Hijriah, bulan Mulud, poé Jumaah, poé Lebaran, Perang Pasifik, Proklamasi Kamerdékaan.


9. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran macakal dina géografi. 

Contona: Gunung Galunggung, Walungan Cihaliwung, Selat Sunda, Laut Jawa, Talaga Warna, Situ Ciburuy, Pulo Madura.


10. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran resmi badan, lembaga pamaréntahan, katatanagaraan, jeung ngaran dokumén resmi.

Contona: Departemén Sosial, Perpustakaan Nasional, Karajaan Pajajaran, Lembaga Eijkman, Undang-Undang Dasar 1945.

 

11. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji ngaran buku, majalah, surat kabar, jeung judul karangan, iwal kecap partikel (di, ka, pikeun, jeung, anu, jeung sabangsana) anu lain dina posisi awal. Contona:

Kuring resep pisan maca Dukun Lepus karya Ahmad Bakri.

Abdullah Mustapa maneuh nulis dina majalah Manglé.

Saha anu nulis artikel "Sawér" téh?


12. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun singgetan gelar jeung sesebutan. Contona: Dr. (Doktor), Prof. (Profésor), Sdrk. (Sadérék)

 

13. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji kecap anu nuduhkeun pancakaki, anu dipaké pikeun gaganti kecap sulur atawa sesebutan. 

Contona:

Iraha Bapa angkat ti bumi?

Kumaha damang, Ma?

Wartosna Wa Haji Abud badé jarah deui.

Serat Sadérék tos katampi.

 

14. Aksara gedé dipaké pikeun nuliskeun aksara kahiji kecap anu nuduhkeun jujuluk. 

Contona:

Dongéng Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyét pikaresepeun.

Saha ari Ki Umbara téh?

Oto Iskandardinata katelah ku julukan Si Jalak Harupat.

Sanghyang Linggawastu dipikaasih ku rahayatna.



Kecap Rajékan


Kecap Rajekan nyaeta kecap anu diwangun ku cara nyebut dua kali atawa leuwih wangun dasarna, boh sabagean atawa sagemblengna. Nyusun kecap rajekan disebutna ngarajek (reduplikasi. Réduplikasi bisa sagemblengna bisa sabagian, bisa ogé dibarung ku parobahan vokal atawa konsonan bisa henteu

Fungsi Ngarajék Kecap

Minangka salasahiji wangun prosés morfologis, ngarajék kecap ogé mibanda dua fungsi, nyaéta fungsi gramatik jeung fungsi semantik.

Fungsi gramatik bisa disebut ”fungsi” wungkul, ari fungsi semantik bisa disebut “ma’na”. Fungsi ngarajék kecap bisa mibanda fungsi infléksi anu teu ngarobah warna kecap, bisa mibanda fungsi dérivasi anu ngarobah warna kecap. Fungsi dérivasi ngarajék nyoko kana fungsi nominal, fungsi vérbal, fungsi adjéktival, fungsi numeral, jeung fungsi advérbial.

1) Fungsi Nominal

Fungsi nominal nyaéta fungsi ngarajék pikeun ngawangun kecap barang boh tina warna kecap barang boh tina warna kecap séjén. Contona:

gedé (KS)--> gegedén 

iring (Cakal)-->  iring-iringan

2) Fungsi Vérbal

Fungsi vérbal nyaéta fungsi ngarajék pikeun ngawangun kecap pagawéan boh tina warna kecap pagawéan boh tina warna kecap séjén. Contona:

béja (KB)-->  bébéja

reuwas (KS)-->  ngareureuwas 

sodor (Cakal) --> disodor-sodorkeun

3) Fungsi Adjektival

Fungsi adjéktival nyaéta fungsi ngarajék pikeun ngawangun kecap sipat boh tina warna kecap sipat boh tina warna kecap séjén. Contona:

ati (KB) --> ati-ati 

asa (Cakal)--> asa-asa 

dor (KA) --> dar-dér-dor

4) Fungsi Numeral

Fungsi numeral nyaéta fungsi ngarajék pikeun ngawangun kecap bilangan boh tina warna kecap biangan boh tina warna kecap séjén. Contona:

likur (Cakal)-->  manglikur-likur 

pirang (Cakal) --> mangpirang-pirang 

dua -->  sadua-dua

5) Fungsi Advérbial

Fungsi advérbial nyaéta fungsi ngarajék pikeun ngawangun kecap panambah (katerangan) boh tina warna kecap panambah boh tina warna kecap séjén.

kitu --> sakitu-kituna 
leres (KS) --> leres-leres 
lima (KBil) --> salima-lima

Aya tilu wangun rajékan, nyaéta kecap rajékan gembleng, kecap rajékan sabagian, jeung kecap rajékan dirarangkénan. 
Kecap rajékan gembleng nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali atawa leuwih wangun dasarna. Aya dua rupa kecap rajékan gembleng, nyaéta dwilingga jeung trilingga.  Dwilingga aya dua rupa nyaeta Dwimurni jeung Dwireka. Dwimurni nyaeta kecap rajekan anu diwangun ku cara nyebut dua kali sagemblengna wangun dasarna bari teu ngarobah sorana. Conto: buku-buku, guru-guru, kuda-kuda, jste. Dwireka nyaeta kecap rajekan anu diwangun ku cara nyebut dua kali sagemblengna wangun dasarna bari robah sorana. Conto: bulak-balik, gulang-guling, tulas-tulis, jste.
Kecap rajékan sabagian diwangun ku cara malikan deui salasahiji engang tina wangun dasarna, boh di awal, di tengah, boh di tungtung. Kecap rajékan sabagian anu diwangun ku cara malikan deui engang mimiti wangun dasarna disebut dwipurwa.   Kecap rajekan sabagean nu diwangun ku cara nyebut dua kali engang panungtung wangun dasarna disebut dwimadya .

Kecap rajékan dirarangkénan

nyaéta kecap rajékan anu diwangun tina wangun dasar anu binarung atawa dibarengan ku rarangkén. Kecap rajékan sagemblengna atawa sabagian bisa babarengan atawa binarung jeung ngararangkénan. Ari rarangkén anu marengan ngarajék téh bisa rarangkén (hareup, tengah, tukang, barung, jeung gabung).

Ieu di handap dipedar rupa-rupa kecap rajékan anu ngawengku (1) dwilingga, (2) dwipurwa, (3) dwimadya, (4) trilingga, jeung (5) kecap rajékan binarung rarangkén.

a. Dwilingga

Dwilingga nyaéta ngarajék kecap asal sagemblengna .Kecap asal atawa morfém dasar anu dirajék henteu ngingetkeun sorana robah atawa henteu . Dina ngarajék sagemblengna tampolana rarangkén teu milu dirajék .

Dwilingga nyoko kana wangun rajekan nu mangrupa hasil tina ngarajék wangun dasar sagemblengna .Dwilingga diwangun ku cara kecap asal, nu diucapkeun dua kali sagemblengna sarta sajeroning kitu aya nu teu dirobah sorana jeung aya nu dirobah  Dwilingga nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali wangun asalna boh binarun jeung variasi foném atawa ngararangkénan boh henteu.

Dwilingga  nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali wangun dasarna, boh binarung ku robahna sora boh henteu. Ku kituna, aya dua rupa dwilingga nyaéta (1) dwilingga murni atawa dwimurni jeung (2) dwilingga réka atawa dwiréka.

a) Dwimurni

Dwimurni dihasilkeun ku ngarajék wangun dasar sagemblengna tur robah foném .  Dwimurni atawa dwilingga murni mangrupa kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali wangun dasarna bari henteu dibarung ku variasi foném atawa teu robah sorana .Contona:

bapa-bapa

gedé-gedé

Conto séjénna: angka-angka, bener-bener, buku-buku, ganti-ganti, guru-guru, hiji-hiji, imah-imah, jalma-jalma, méja-méja, siswa-siswa, tengah-tengah,

b) Dwiréka

Dwilingga nyaéta wangun rajékan anu ngalaman robahna sora dina wangun kahiji . Dwilingga nyoko kana wangun kecap rajekan anu ngalaman gejala morfofonémik atawa robahna vokal. Dwiréka mangrupa dwilingga anu salasahiji linggana robah sora dina hiji foném atawa leuwih .

Dwiréka nyaéta kecap rajekan anu diwangun ku cara nyebut dua kali wangun asalna sarta binarung jeung variasi foném atawa robahna sora. Contona:

 tujang-tajong, rumpu-rampa, tunja-ténjo, tunyu-tanya.

Dina dwiréka foném vokal anu robah téh bisa dina unsur kahiji bisa dina unsur kadua. Dwiréka anu robah sora dina unsur kahiji leuwih loba ti batan anu robah sora dina unsur kadua 

Conto dwiréka nu robah sorana dina unsur kadua: asal-usul, cruk-crek, murah-maréh, rawah-riwih, tuang-taléng

b. Dwipurwa

Dwipurwa ngandung harti dwi = ‘dua’ + purwa = ‘mimiti’. Dwipurwa hartina ‘mimitina dua’. Dwipurwa nyaéta kecap rajékan anu diwangun

ku kecap asal nu dirajék engang nu mimiti (purwa = heula, mimiti, hareup, weton) nu ngalantarankeun timbulna kecap-kecap nu miboga harti .

Dwipurwa di dieu nyaéta ngarajék sabagian, bagian mimiti wangun dasar  atawa ngarajék engang mimiti wangun dasarna . Dwipurwa nyaéta wangun rajékan nu dihasilkeun ku ngucapkeun dua kali engang mimiti tina wangun asalna . Contona:

 tatajong

 sépak

Conto séjénna: bubuka, bébéja, cocoba, cocolék, gaganti, gogoda, kokolot, lalangit, mamanis, pupuhu, wawangi, wiwirang

c. Dwimadya

Contona kecap rajékan sababaraha diwangun tina wangun dasar sabaraha anu dianggap kecap asal. Najan kitu, aya kamungkian kecap sabaraha téh mangrupa kecap rundayan nu diwangun tina kecap baraha dirarangkénan hareup sa-. Ku kituna, , wangun dwimadya leuwih loba jeung produktif binarung rarangkén. Conto séjénna: sapopoé, sapeupeuting, sajajalan, sadidinten, sapeupeuting, tibuburanjat, tigogoléncéng, titatarajong, tikakarait, tipaparétot.

d. Trilingga

Trilingga nyaéta wangun rajékan kecap asal nepi ka tilu kali jeung ngalaman robah sora . Trilingga mangrupa ngaajek tilu kali. Dina trilingga biasana aya gejala morfofonémik, nyaéta ayana sora vokal anu diganti. Morfém dasarna biasana ngan saengang (hiji silabé), nyaéta kecap anteuran, onomatope (tiruan sora), jeung partikel 

Trilingga nyaéta wangun rajekan nu mangrupa hasil tina narajek wangun dasarna leuwih ti dua kali, biasana tilu kali . Trilingga diwangun ku cara ngulang atawa nyebut tilu kali wangun asalna, biasana mangrupa kecap anteuran jeung tiruan sora sarta binarung ku variasi foném 


Contona: blak-blék-blok, brang-bréng-brong, dar-dér-dor, dagi-dig-dug, gang-ging-gung, hah-héh-hoh, plak=plék-plok, plak-plik-pluk, trang-tréng-trong.

Trilingga (Rtl) nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut tilu kali wangun dasarna bari robah sorana. Dina trilingga aya sora nu diréka. Ku kituna, trilingga bisa ogé disebut triréka. Contona:

plak-plik-pluk

pak-pik-pek

Dina wangun kecap rajékan trilingga, wangun anu dirajékna kagolong kana kecap panganteur (KA), biasana aya dina posisi katilu, ari prosés kahiji jeung kadua dicirian ku morfém pangrajékna. Adegan kecapna bisa dipolakeun kieu. Contona:

dar-der-dor

c. Kecap Rajékan Dirarangkénan

Kecap rajékan dirarangkénan nyaéta kecap rajékan anu diwangun tina wangun dasar anu binarung atawa dibarengan ku rarangkén. Kecap rajékan sagemblengna atawa sabagian bisa babarengan atawa binarung jeung ngararangkénan. Ari rarangkén anu marengan ngarajék téh bisa rarangkén (hareup, tengah, tukang, barung, jeung gabung). Contona:

 paudag-udag

dibulak-balik

 kukudaan 

 diasup-asupkeun

1) Wangun Rajékan di-Rdiugung-ugung, diulang-ulang, diwilah-wilah

2) Wangun Rajékan ka-Rkacacandak, kagugusur, kabantu-bantu,

kaburu-buru.

3) Wangun Rajékan mang-Rmangalam-alam, mangabad-abad,

mangtaun-taun.

4) Wangun Rajékan N-Rngahenang-ngahening, ngaleuleungit,

ngajujurung,

5) Wangun Rajékan pa-Rpagigir-gigir, paahéng-ahéng, paalus-alus, 

6) Wangun Rajékan ti-Rtibuburanjat, tipopolotot

7) Wangun Rajékan R-um-tuluy-tumuluy

8) Wangun Rajékan R-ansosobatan, jijieunan, gegeringan, rorodaan,

acak-acakan.

9) Wangun Rajékan R-eunlilinieun, jajauheun, ginggiapeun,


10) Wangun Rajékan R-nagegedéna, geugeulisna, dalit-dalitna,

imah-imahna,

11) Wangun di-R-keundiésék-ésékkeun, diasup-asupkeun,

dialung-alungkeun,

12) Wangun N-R-keunngésék-ngésékkeun, ngasup-ngasupkeun,

13) Wangun Rajékan pang-R-napangalus-alusna,

pangbageur-bageurna,

14) Wangun Rajékan sa-R-nasaalus-alusna, sabisa-bisana,

sapinter-pinterna,

15) Wangun Rajékan lain + R-eunlain bantrak-bantrakeun, lain

lawan-lawaneun,

16) Wangun Rajékan teu Rteu euleum-euleum, teu petot-petot, teu

datang-datang

17) Wangun Rajékan (teu) R acan(teubodo-bodo acan, (teualus-alus

acan


Pancen Mandiri
Klik link : Pancen Mandiri